BANTEN MOBIL CLUB

BANTEN MOBIL CLUB
BMC

Selasa, 27 Maret 2012

SENI SILAT TTKKDH PROVINSI BANTEN





 
Dahulu adanya bela diri untuk bertempur dan bertahan dari serangan lawan penjajah, sehingga mereka yang terlatih dalam pertempuran, tidak akan menjadi emosi. Siapapun yang terlatih untuk menang, tidak akan menjadi takut, Dengan demikian, orang bijak akan menang sebelum bertanding
Bedanya dahulu dengan sekarang, jika awal pembentukannya Kesenian Tari Indonesia (Kesti) Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (TTKKDH) tahun 1900-an sengaja melatih anggotanya untuk mempelajari kelid (jurus) silat demi mempertahankan kesatuan Republik Indonesia, saat ini masanya sudah berbeda, anggota TTKKDH hanya sebuah seni beladiri yang dibalut dengan keindahan dan ke elokan kelid-kelidnya.
Pencak silat sebagai Seni, Olahraga serta Prestasi hal tersebut lebih besar didengungkan oleh pengurus TTKKDH mulai tingkat Pusat yang bermarkas di Provinsi Banten hingga 15 cabang pengurus provinsinya se-Indobesia dan manca negara. Demikianlah tuturan Guru/Pelatih TTKKDH Pusat, Edi Darof saat ditemu Tangerang Tribun disela melatih anggota TTKDH di Baros, Kab Serang Kamis (11/9) lalu.
Tentang pembinaan mental serta filosofi yang dikedepankan dalam Kesti TTKKDH ini, Edi menuturkan, seni beladiri ini hanya untuk mempererat tali persaudaraan, silaturahmi dan mengajarkan manusia bagaimana bisa terbuka dan menerima kehidupan ini dengan segala kemungkinannya.
"Sebelum masuk perguruan ini, calon anggota disyaratkan membaca Talek (ikrar), Rujakan (memakan dan meminum berbagai makanan manis dan pahit, serta Urutan Cimande yang mana dilakukan hal tersebut untuk memperlues dan memberi kekuatan tubuh," terangnya.
Tak heran makanya, jika dilihat dari sejarahnya, TTKKDH ini merupakan organisasi persilatan yang mengakar di tanah Banten dan Pasundan dimana kini fungsinya untuk mengingatkan bahwa Pencak Silat adalah sebuah warisan seni budaya asli Indonesia yang mempunyai keunikan sendiri.
Menurut Ketua Kesti TTKKDH Provonsi Banten, H.Hery Heryana, pancak silat sebenarnya memiliki jatidiri sebagai sistem pertarungan yang handal. "Namun buka itu yang ditekankan dalam TTKKDH, Selain Sebagai Pencak Silat untuk mempertahankan diri, TTKKDH merupakan satu kesatuan dengan seni yang memiliki kelengkapan atraktif," urainya yang juga menyatakan bahwa dalam mempelajari kesenian pancak silat Cimande ini murut tidak dapat mempraktekknya sendiri, namun harus ber-fatner yang artinya, Silat Cimande ini hanya dapat dipelajari dengan kebersamaan.
Tengok saja misalnya "Kelid Tapak Dua", untuk mempelajari jurus yang satu ini harus satu lawan satu. Dan banyak lagi jurus lainnya seperti, Ibing, Pelered, Cikalongan dan Golempangan. "Untuk menyempurnakan mempelajari Seni Silat Cimande ini, masing-masing murid haru menguasai 21 kelid (jurus) yang dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah jurusnya," paparnya lagi.
Kini, lanjut H.Hery, seluruh jenis seni tari yang diajarkan di dalam TTKKDH seperti Ibungan, Pelered dan Cikalongan kerap dibawakan sebagai salah satu upacara sambutan dalam even-even besar kedaerahan bahkan kenegaraan. "Tidak jarang dalam setia pertemuan besar, para anggota membawakan Seni Silat TTKKDH sebagai pembuka dan tarian pembuka menyambut tamu yang datang," ujarnya.
Sebagai milik khas masyarakat Banten, Seni Silat TTKKDH ini pantas berbangga diri, selain telah tersebar di 15 provinsi se-Indonesia seperti, Lampung, Jakarta, Medan, Palembang, jawa Barat, Kalimantan Timur bahkan sampai Papua, TTKDH juga telah menyebar hingga ke manca negara seperti Singapura, Australia dan Belanda.
"Yang mambuat Seni Silat Cimande ini digemari dan disanangi oleh masyarakat dan anggotanya adalah perbedaan dalam setiap gerakan dan jurus-jurusnya. Jadi tak heran jika penyebarannya begitu luas, kendati asalnya dari Bogor, namun Banten dikenal sebagai pencetus organisasinya dan penggerak penyebarannya," terang H.Hery yang juga putra Sesepuh Kesti TTKKDH,
Lebih jauh H,Hery mengungkapkan sesuatunya tentang TTKKDH. Ada lagi yang menarik dari Seni Silat Cimande ini, kata Dia. sebelum menjadi anggota ada beberapa ritual yang harus dilalui oleh para anggotanya. Pertama, mereka diharuskan mengucapkan "Talek" atau sumpah dimana salah satu poin yangtertuang dalam Talek tersebut adalah dua kalimat syahadat, selain itu para anggota ini juga diikrar untuk tidak menyakiti orang lain jika tidak disakiti.
"Para murid atau anggota kita hanya mempelajari ini untuk mempertahankan diri dari ketidak baikan dan keburukan perlakukan orang lain terhadapnya. Sehingga apapun yang terjadi, larangan keras menggunakan jurus Cimande untuk menyerang orang yang bertindak tidak baik tersebut kecuali dalam keadaan terdesak," katanya. Hal tersebut mendakan, TTKKDH juga disarankan terus membawa kedamaian dimanapun ia berada.
Selain Talek lanjutnya, para anggota juga diharuskan melakukan "Rujakan" sebelum mempelajari Seni Silat Cimande. Rujakan yang dimaksud, H.Hery menjelaskan, para anggota ini diharuskan melalui ritual berupa meminum kopi pahit, kopi manis, teh pahit dan teh pahit, Sulasih, Gedang Muci Emas (pisang mas), Dugan Hijau (kelapa muda), Rokok 7 Warna, Kue 7 Warna, menyediakan Kembang 7 Warna dan memakan Ayam Jantan (jago).
"Hal ini untuk mengajarkan para murid agar mawas diri dalam kehidupan, dimana dalam kehidupan ini mereka akan dihadapkan dengan yang manis dan yang pahit serta beraneka ragam permasalahan. Dengan melakukan ritual tersebut diharapkan para murid ini siap menjalani hidup duniawi dan dapat menyelesaikan permasalahan yang daihadapinya," urai H.Hery memaknai ritual di atas seraya menandaskan bahwa semua yang diajarkan dalam seni TTKKDH adalah kebijaksanaan-kebijaksanaan hidup dan bagaimana menjalana hidup yang harus mawas diri dan bersilaturahmi dengan sesama orang yang bisa jadi berbeda pandangan dan keyakinan. "Dan perlu diingat Seni Pancak Silat TTKKDH bukanlah untuk Jago-jagoan,"